Contoh ESSAY "SUKSES TERBESAR DALAM HIDUPKU" Beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP)
Hola Scholarship Hunters!
SUKSES TERBESAR DALAM HIDUPKU
Kesuksesan
sulit untuk didefinisikan ketika kita masih berpikir bahwa kita belum mempunyai
pekerjaan yang mapan, belum menghasilkan banyak uang, ataupun belum memiliki usaha
tanpa bergantung pada orang lain khususnya pada orang tua, serta ketika kita
menyadari bahwa kita belum melakukan apapun dalam hidup. Cara paling sederhana
untuk memahami kesuksesan yaitu dengan contoh sederhana seperti ketika kita
menamatkan taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, apakah hal tersebut
merupakan kesuksesan? Iya, tentu saja hal tersebut merupakan bentuk kesuksesan.
Namun, apakah contoh di atas merupakan sukses terbesar di hidup anda? Mungkin lebih
tepat lagi, tanyakan pada diri anda, apa sukses terbesarku?
Pulanglah
dan belajarlah, perintah ibu kepada saya ketika saya sedang menjaganya di rumah
sakit. Sejak tahun 2014 pada bulan agustus, ibu sudah dirawat di rumah sakit
Prof.Kandou di Manado, hingga kemudian ia didiagnosis mengidap penyakit anemia aplastic yang menyebabkan
tubuhnya selalu tampak lemah dan seringkali membutuhkan donor darah hampir
setiap minggunya. Memasuki bulan desember tahun 2014, Ibu kami lebih sering berada
dan dirawat rumah sakit karena kesehatannya yang sangat tidak stabil dan
membutuhkan perawatan intensif, sehingga kami pun melewatkan malam natal 2014
dan tahun baru 2015 di sana. Hal tersebut tak mengapa bagi kami, asalkan kami
bisa terus bersama-sama melewatkan natal dan tahun baru seperti di tahun-tahun
sebelumnya.
Di
tahun 2015, pergumulan keluarga kami menjadi semakin berat terasa. Berada di
rumah sakit tidak membawa perkembangan yang baik pada kesehatan ibu, bukannya
membaik malah menjadi semakin memburuk. Yang sebelumnya masih bisa berjalan sekedar
pergi ke toilet ataupun untuk makan sendiri masih bisa ibu lakukan sendiri,
namun kini sudah tidak lagi, ia hanya bisa terkapar di ranjang rumah sakit dan
memakai popok untuk buang air besar dan kecil hingga pula menyebabkan luka
iritasi di punggungnya. Bukan hanya itu, terkadang ia tidak mengenal saya dan
kakak-kakak saya dan bahkah ayah kami, ia tak mengenal kami semua. Mama juga seringkali berimajinasi dan melihat
benda-benda yang tak dapat dilihat oleh kami, ia terkadang berteriak-teriak,
hingga dokter sempat mendiagnosis bahwa mama menderita neurosis (gangguan
saraf).
Pada
bulan februari 2015, saya sudah menjadi mahasiswa tingkat akhir yang akan mulai
mengerjakan seminar rencana penelitian tugas akhir. Dalam situasi seperti waktu
itu, saya tidak berpikir untuk dapat menyelesaikan penelitian saya dengan
cepat, karena saya harus membagi waktu antara menjaga mama di rumah sakit dan
studi saya. Suatu ketika di rumah sakit, ibu saya berkata begini “pulanglah,
dan belajarlah, kamu cepat selesai studi dan wisuda agar ibu masih bisa
menghadiri wisudamu sebelum ibu meninggal, ibu ingin hadir dan melihatmu
walaupun menggunakan kursi roda”. Dalam hati saya menangis, namun kami keluarga
tidak pernah menunjukkan kesedihan, saya pun menganggapinya dengan berkata
“cepat sehatlah mama, supaya mama bisa hadir di wisudaku di bulan mei nanti.
Diagnosis
penyakit neurosis, menjadi inspirasi
dasar dari judul penelitian saya dalam psikologi abnormal yang dikaji dalam
kesusastraan. Seringkali saya mengerjakan penelitian saya di rumah sakit
sembari menjaga mama, dan karena melihatnya pula semakin memotivasi saya untuk
tetap kuat. Hingga pada tanggal 01 april 2015, saya akan menghadapi sidang
seminar proposal dan sehari sebelum itu, tepatnya pada 31 maret 2015 pukul 5 pagi
setelah saya pulang dari rumah sakit dan mengatakan bahwa saya akan menghadapi sidang seminar
proposal pada besok hari, tak lama kemudian mama pun meninggal dunia. Besoknya
sebelum mama akan dibawa kembali ke Talaud dan dimakamkan, saya tetap menghadapi
sidang proposal seperti yang sudah saya katakan kepadanya.
Dari
kisah saya di atas, apakah ada sebuah kesuksesan atau hanya cerita sedih? Sukses
terbesar saya adalah kesuksesan yang terjadi pada keluarga saya ketika kami
terus bahu-membahu dan berusaha untuk terus menguatkan dalam kondisi apapun
untuk kesembuhan ibu kami, dan akhirnya menerima kenyataan untuk kehilangan ibu
kami, bagi saya itulah kesuksesan sebenarnya, kesuksesan yang saya rasakan
dalam kebersamaan kami, serta kesuksesan pribadi yang terjadi pada waktu itu
adalah saya benar menepati perkataan saya kepada ibu saya untuk wisuda pada 21
mei 2015 walaupun tanpa dihadiri ibuku tercinta. Saya memahami kesuksesan itu
berasal dari sebuah usaha, kesungguhan, kesabaran dan pelajaran, seperti yang
saya pelajari dari kisah kehidupan keluarga saya melalui ungkapan “Pulanglah, belajarlah!”, yang berarti
carilah dan gapai kesuksesanmu.
Beautiful,
ReplyDeleteThankyou, Kikyathelurt. Salam sukses.
DeleteMy deepest condolences for your lost. I have to say this is wonderful and inspirational. I was wondering actually if you could tell more about this wonderful story of yours, not only for those who're willing to apply for the LPDP scholarship but also for showing to live this fight in order to see the great things to come. It surely will help to revoke any reluctance to apply for this scholarship . Thanks for sharing.
ReplyDeleteThankyou Rusnang. I am lil bit busy with my study stuffs lately. I will share later.
Deleteah sakit lah :'
ReplyDeletetimakasih untuk berbagi tentang essaynya, saya indra dari jogja, walaupun saya bernama cowok tapi saya cewek hehe.. isi essay mu mengingatkan saya kepada ayah saya, tapi bedanya saya sempat dilihat beliau wisuda pd bln okt 2015, tapi di bln nov beliau masuk rmh sakit dan kata dokter sakit nya kanker usus stadium 4, dan selama 4 bln saya merawatnya di rmh sakit, hingga akhirnya meninggal dunia bln feb 2016. tapi saya sangat senang bisa merasakan 4 bln terindah merawat ayah saya
ReplyDeleteTerimakasih Kembali Mba Indra. Turut berdukacita jga Mba Indra, ada pelangi sehabis hujan. Tetap bersyukur.
DeleteSalam.
Nice essay! I love it.. Sangat membantu!
ReplyDeleteTerimakasih Thessa. Salam sukses untuk aplikasi LPDPnya.
Deletethankyou essaynyaa.. btw sudah mendaftar lpdpnya? bagaimana hasilnya?
ReplyDeleteSama-sama. Ia sdh, puji Tuhan saya lulus.
Deletesomehow your essay makes me crying inside
ReplyDeletesomehow your essay makes me crying inside
ReplyDeletekak saya menangis membaca ini, sudah 2 bulan saya stuck di essay yang ini karena saya kira saya tidak punya kesuksesan menangkan kompetisi nasional seperti teman saya lainnya. tapi begitu baca essay ini saya jd punya pandangan lebih luas. terima kasih kak natanael sharingnya
ReplyDeleteHi Mariadias, maaf atas renspon sya yg sangat lama.
DeleteTerimakasih kembali, senang jika tulisan saya bisa membantu Mba Maria. Salam. :)
I keep asking myself the same question, kesuksesan seperti apa yang harus saya tulis untuk essay LPDP, saya sedang bingung, lalu menemukan halaman web ini dan dapat pencerahan...terimakasih ya :) it's beautiful
ReplyDeleteHi Mba Silvia, maaf responnya sangat lama.
DeleteTerimakasih kembali Mba Silvia. Sukses untuk applikasi lpdpnya. Salam.
terimakasiiiiiih..sangat menginspirasi..semoga Tuhan selalu memberkati hidup mas skeluarga..amen
ReplyDeleteHi Mba Vivid... Terimakasih kembali Mba. Gbu
Deletetrimah kasih bayak gan sudah kkasih solusi nya gan..togel singapore
ReplyDeleteSangat tercerahkan mas, terimakasih banyak.
ReplyDeletesukses selalu
Terimakasih Kembali Mba Retno. Salam.
DeleteTerimakasih atas essaynya mas, sangat membantu. kalau boleh minta sarannya, setelah lulus administrasi nanti apa yang harus saya lakukan agar dapat lulus di seleksi wawancara mas ?
ReplyDeleteHi Mba Laila... terimakasih Kembali.
DeleteSepertinya pertanyaan mba Laila agak berat untuk dijawab, karena tidak ada jaminan dari jawaban saya nanti untuk kelulusan Mba Laila.
Pengalaman sya saat mau test, saya mempersiapkan dokumen yg dibutuhkan sebelum wawancara, pelajari dokumen2 yg saya kirim seperti CV dan Essay. Makan yg cukup dan tidur yg cukup pula.
Salam.
You set a new standard for this specific type of essay. Thank you karena sudah membuka pikirian banyak orang termasuk saya :)
ReplyDeleteGod bless you
Hallo Mba Valent..
DeleteTerimakasih Kebali...
Gbu too :)
Terharu :') Keep strong :D
ReplyDeleteLuar biasa kak natanael essaynya. Bolehkah saya minta alamat emailnya kakak?
ReplyDeleteTerimakasih Kembali, Mba Hilaria.
DeleteEmail saya ada di profil blog. :)
Salam.
I never think like that... How bad I am.thanks. god bless U.
ReplyDeleteHi Misdar.. thankyou for visitting my blog. Gbu too. :)
Deleteso deep.. :')
ReplyDeleteThankyou, Kiki. :)
DeleteI never thought to find something like this when googling this 'LPDP essay' keyword. This is beautiful, thank you for being inspiring :')
ReplyDeleteHello Kuristiuri..
DeleteI am glad knowing that. Thankyou for visiting my blog. Salam.
Terima kasih atas essaynya kak, salah satu essay yang indah dan dapat memberi inspirasi. Sukses terus kak dan salam kenal =)
ReplyDeleteJatuh air mata bacanya. Kejadiannya sama dengan saya alami tahun 2015. Salam sukses kawan. Semoga segala urusan dipermudahkan yang kuasa
ReplyDeleteTerimasih telah berbagi naskahnya.
ReplyDeleteYesus memberkati selalu. Salam Sukses!!!
Terimasih telah berbagi naskahnya.
ReplyDeleteYesus memberkati selalu. Salam Sukses!!!